Nama Bulan Hijriyah dan Bulan Jawa :
No |
Bulan Hijriyah |
Bulan Jawa |
Jumlah Hari |
1 |
Muharam |
Sura |
30 |
2 |
Shafar |
Sapar |
29 |
3 |
Rabi’ulawal |
Mulud |
30 |
4 |
Rabi’ulakhir |
Bakdamulud |
29 |
5 |
Dzulhijah |
Jumadilawal |
30 |
6 |
Jumadilakhir |
Jumadilakir |
29 |
7 |
Rajab |
Reheb |
29 |
8 |
Sya’ban |
Ruwah |
29 |
9 |
Ramadlan |
Pasa |
30 |
10 |
Syawal |
Sawal |
29 |
11 |
Dzulqaidah |
Sela |
30 |
12 |
Jumadilawal |
Besar |
30 |
J u m l a h |
354/355 |
Kalender Hijriyah atau
Kalender Islam
(bahasa Arab: التقويم الهجري;
at-taqwim al-hijri), adalah kalender yang digunakan oleh umat Islam,
termasuk dalam menentukan tanggal atau bulan yang berkaitan dengan
ibadah, atau hari-hari penting lainnya. Kalender ini dinamakan Kalender
Hijriyah, karena pada tahun pertama kalender ini adalah tahun dimana
terjadi peristiwa Hijrah-nya Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah, yakni pada tahun 622
M. Di beberapa negara yang berpenduduk mayoritas Islam, Kalender
Hijriyah juga digunakan sebagai sistem penanggalan sehari-hari. Kalender
Islam menggunakan peredaran bulan sebagai acuannya, berbeda dengan
kalender biasa (kalender Masehi) yang menggunakan peredaran Matahari. (sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kalender_Hijriyah)
Kalender Hijriyah terdiri dari 7 hari. Sebuah hari diawali dengan
terbenamnya Matahari, berbeda dengan Kalender Masehi yang mengawali hari
pada saat tengah malam.
Berikut adalah nama-nama hari:
- al-Itsnayn (Senin)
- ats-Tsalaatsa' (Selasa)
- al-Arba'aa / ar-Raabi' (Rabu)
- al-Khamsatun (Kamis)
- al-Jumu'ah (Jumat)
- as-Sabat (Sabtu)
- al-Ahad (Minggu)
Sistem
Kalender Jawa berbeda dengan Kalender Hijriyah, meski keduanya memiliki kemiripan. Pada abad ke-1, di Jawa diperkenalkan sistem penanggalan Kalender Saka (berbasis Matahari) yang berasal dari India. Sistem penanggalan ini digunakan hingga pada tahun 1625 Masehi (bertepatan dengan tahun 1547 Saka), Sultan Agung
mengubah sistem Kalender Jawa dengan mengadopsi Sistem Kalender
Hijriah, seperti nama-nama hari, bulan, serta berbasis lunar
(komariyah). Namun demikian, demi kesinambungan, angka tahun saka
diteruskan, dari 1547 Saka Kalender Jawa tetap meneruskan bilangan tahun
dari 1547 Saka ke 1547 Jawa.
Berbeda dengan Kalender Hijriah yang murni menggunakan visibilitas Bulan (
moon visibility) pada penentuan awal bulan (
first month), Penanggalan Jawa telah menetapkan jumlah hari dalam setiap bulannya.
Pekan yang terdiri atas lima hari ini disebut sebagai pasar pada Kalender Jawa yang terdiri dari hari-hari:
Legi,
Pahing,
Pon,
Wage,
Kliwon
jumadilawal dan dzulqo'dah kebalik gan
BalasHapus